MENGKHIANATI DIRI SENDIRI
Oleh: Vijay Asyfa Betay Seer
Seseorang akan merasa kecewa ketika kenyataan yang dihadapi
ternyata berbanding terbalik dengan ekspetasi (harapan) yang sudah dibangun
sebelumnya. Zaman modern ini, manusia terjebak pada sifat “instan” dimana tanpa
usaha keras dan proses yang berliku dapat meraih apa yang diinginkan. Dengan
kata lain, ingin hasil tapi tidak mau berproses. Sifat instan inilah yang menimbulkan
berbagai masalah kompleks yang menyerang watak manusia dewasa ini. Masalah yang
timbul dari sifat instan seperti materialistik, hedonis, unprinciple, dan
lainnya. Materialistik adalah sifat dimana manusia ber-anggapan bahwa segala
sesuatu bisa diselesaikan dengan uang. Hedonis adalah dimana manusia ter-hegemoni
oleh dunia yang bersifat temporal, kesenangan sementara, kepuasan sesaat yang
timbul karena sifat materialistik. Sedangkan unprincile adalah posisi dimana
seorang individu kehilangan prinsip dan mudah terlarut dalam kegagalan, hal ini
mencegah mereka untuk bersifat produktif.
Seseorang yang sudah terbiasa dengan sifat “instan” menjadikan
mereka buta akan proses yang bersifat wajib pada setiap hasil yang ingin
dicapai. Implikasinya adalah individu akan menjadi rentan kecewa, sedih, dan
pedih yang berlarut. Mereka dibutakan oleh hasil semu yang diperoleh tanpa
proses, sehingga saat mereka dihadapkan pada problem yang tak terduga ketika
mereka menginginkan sesuatu, menghadapi problem itu dengan penuh keputus-asaan,
terpuruk, dan jatuh tanpa mencoba bangkit lagi, mereka cenderung beralih dari
hasil yang diharapkan pada tujuan awal kepada tujuan lain tanpa berusaha untuk
meraih tujuan awal, akibatnya sangat fatal jika mereka melakukan hal serupa pada
setiap tujuan yang ingin mereka capai. Sifat instan ini merupakan salah satu
fenomena pengkhianatan terhadap diri sendiri tanpa disadari banyak orang.
Pengkhianatan kerap kali terjadi ketika kita merasa dibohongi oleh
orang lain, atau apa yang dikatakan oleh pengkhianat di depan kita berbeda
dengan kenyataan. Dalam pengertian lain, pengkhianat adalah orang yang tidak
menepati janji, atau jika diberi amanat tidak dijaga, dan masih banyak lagi
pengertian khianat dari perspektif masing-masing. Semakin dekat hubungan seseorang
dengan penghianat, maka akan semakin pedih yang dirasakan oleh orang yang dikhianati,
seperti hubungan teman, sahabat, atau bahkan pasangan. Usaha yang bijaksana agar
tidak mudah dikhianati adalah selalu berusaha untuk tidak berkhianat kepada
orang lain. Mengapa dikatakan “berusaha tidak khianat” bukan “tidak/jangan
berkhianat?”, karena terkadang kita tidak merasa bahwa kita telah
berkhianat atau bahkan kita dianggap pengkhianat oleh orang lain setelah kita
melakukan kesalahan tanpa disadari.
Dalam Islam, khianat adalah salah satu tanda orang munafik. Yaitu
jika diberi amanat dia mengkhianati. Amanat atau kepercayaan diberikan hanya
kepada orang terpercaya, untuk menghindari pengkhianatan, maka sebaiknya
berikanlah amanat kepada orang terpercaya yang memiliki tingkat kejujuran
tinggi. Betapa pedih dan hancur ketika hati kita dikhianati orang yang paling
kita percaya. Namun bagaimana jika yang mengkhianati adalah diri kita sendiri
?.
Maksud mengkhianati diri sendiri adalah posisi dimana kita
menghindar dari masalah yang kita hadapi. Kita menipu diri sendiri seolah-olah
kita baik-baik saja, padahal realitasnya kita sedang dalam kondisi kritis atas
permasalahan. Mengkhianati diri sendiri adalah ketika kita sudah membuat
jadwal, rencana, atau bahkan cita-cita, namun kita sendiri “malas” melewati
proses untuk meraihnya, karena terbiasa menerima hasil tanpa proses, atau kita
selalu melanggar prinsip yang dibuat oleh diri sendiri. Hal ini lebih
menyakitkan daripada dikhianati oleh orang lain. Mengkhianati diri sendiri, berarti
kita memposisikan diri kita sebagai pengkhianat dan yang dikhianati,
pengkhianat adalah hal terburuk dalam ranah sosial, sedangkan dikhianati merupakan
hal paling menyakitkan dari segi kepercayaan.
Cara terbaik agar tidak menjadi pengkhianat untuk diri sendiri yaitu
sadar akan posisi dan keadaan yang sedang kita alami, mencoba jujur dengan diri
sendiri, berusaha hidup berprinsip, dan mengakui kesalahan yang dilakukan tanpa
lari dari masalah yang dihadapi. Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan
mempunyai konsekuensi masing-masing. Impikasinya, hidup itu penuh dengan
konsekuensi dan resiko, tinggal resiko mana yang akan dipilih. Jika ingin
mengasihani seseorang maka kasihani dulu diri sendiri. Jika ingin menyayangi
seseorang, sayangi dulu diri sendiri, dan jika tidak ingin menjadi pengkhianat,
berusahalah untuk konsisten atas prinsip hidup yang kita miliki.
No comments:
Post a Comment